Mom & Kids

Penyebab Keguguran yang Paling Sering Terjadi pada Wanita Hamil

2017-02-03
Peyebab keguguran yang paling sering terjadi pada wanita hamil - Ibu mana yang tak senang ketika mendapati dirinya hamil?

Keinginan untuk memiliki buah hati bisa segera terlaksana. Namun, rasa senang tersebut harus dibarengi dengan kewaspadaan tinggi selama menginjak usia trimester pertama kehamilan. Pasalnya, menurut Dr. Tiara Wulansari, SpOG, dokter spesialis kandungan dan kebidanan di salah satu rumah sakit swasta terkemuka, kehamilan sangat rentang mengalami keguguran saat usia dua puluh minggu awal.

“Sekitar 10-20% kehamilan mengalami keguguran. Lebih dari 80% di antaranya bahkan terjadi sebelum usia kandungan mencapai dua belas minggu. Di atas usia 20 minggu, biasanya janin sudah menempel lebih kuat pada rahim, tetapi Ibu harus tetap menjaganya dengan baik,” jelas Dr. Tiara.

Kejadian tersebut pernah dialami oleh Marissa, ketika kehamilannya memasuki usia sebelas bulan. Kini, ia merupakan seorang wanita karir dengan dua orang anak yang masing-masing berusia delapan dan empat tahun. Keguguran yang dialaminya ini terjadi sebelum anak pertama lahir. Sejak awal, Marissa selalu memantau kondisi janinnya. Ia bahkan sudah merasakan detak jantung janin yang terdengar jelas pada usia kehamilan lima minggu. Sayangnya, selama hamil tersbeut, Marissa sedang berada dalam kondisi tekanan dan stres yang cukup tinggi.

“Awalnya, semua baik-baik saja. Tapi setelah minggu demi minggu berlalu, saya jadi sering sakit, mulai dari pusing, flu, dan nyeri pinggang. Belum lagi saya cukup sibuk di kantor dan terkadang tidak terlalu memperhatikan asupan gizi,” cerita Marissa.

Suatu pagi, Marissa mendapati keluarnya lendir berwarna cokelat muda ketika buang air kecil. Ia tidak terlalu ambil pusing karena berdasarkan yang ia tahu, flek harusnya berwarna cokelat tua. Marissa pun tetap kerja seperti biasa meskipun ada perasaan tidak enak. Dua hari kemudian, Marissa mengeluarkan darah segar. Ia dan suami pun langsung mendatangi dokter kandungan dan ketika diperiksa, detak jantung janin sudah tidak terasa. Dokter pun menyarankan untuk segera melakukan kuret agar tidak terjadi infeksi, mengingat saat itu darah terus mengalir.

Terkait dengan kisah Marissa tersebut, Dr. Tiara menyebutkan bahwa stres memang kerap menjadi salah satu penyebab keguguran yang paling sering dirasakan calon ibu. Stres bisa memicu penyakit fisik tertentu yang, dalam kasus Marissa, berupa flu dan pusing. Terlebih, asupan gizi yang masuk ke tubuh juga tidak maksimal. Hal tersebut semakin membuat kondisi janin rawan.

“Janin yang tidak mendapatkan asupan gizi cukup tidak akan dapat berkembang dengan baik sehingga memunculkan risiko lahir dengan ukuran dan berat di bawah normal hingga keguguran. Jangan mengonsumsi daging atau makanan mentah dan setengah matang karena bisa memicu masuknya bakteri jahat,” jelas Dr. Tiara.

Selain faktor stres dan gizi, Dr. Tiara menyebutkan bahwa keguguran juga bisa dipicu oleh usia. Kisaran usia ideal untuk hamil adalah 20-30 tahun. Di atas usia itu, risiko kegugurannya akan semakin besar. Dr. Tiara juga menyarankan untuk memperhatikan jarak kehamilan. Jarak kehamilan yang terlalu rapat membuat cadangan nutrisi dalam tubuh akan menipis dan menyebabkan ketidakseimbangan hormon.

“Idealnya, kehamilan kedua atau selanjutnya terjadi setelah dua tahun dari persalinan sebelumnya. Jika kurang dari dua tahun, kondisi rahim masih belum pulih maksimal sehingga risiko keguguran pun akan lebih besar,” tutup Dr. Tiara.  Demikianlah informasi tentang penyebab keguguran yang paling sering terjadi pada wanita hamil, sekian informasinya.

0 COMMENTS