Fitness
Performance Enhancing Drug (PED)
2019-01-18Apakah yang dimaksud dengan Performance Enchancing Drug (PED)?
Memiliki performa yang bagus pasti menjadi dambaan semua orang. Banyak pilihan cara untuk dapat meningkatkan performa seseorang, khususnya dalam performa penampilan tubuh. Salah satunya yang kerap menjadi perbincangan di bidang olahraga yaitu Perfomance Enhancing Drug yang biasa disebut PED. PED menjadi isu yang cukup marak semenjak adanya skandal dari pembalap sepeda terkenal yaitu Lance Armstrong hingga atlet tenis terkenal yaitu Maria Sharapova.
Sebenarnya apakah yang dimaksud dengan Performance Enchancing Drug (PED)? PED merupakan obat-obatan atau material yang dapat meningkatkan performa atlet atau yang lebih umum dikenal dengan nama doping. PED atau doping bisa berupa obat atau suntikan. Namun hal sepele seperti obat batuk pun dapat dikategorikan sebagai PED atau doping. Berikut adalah beberapa jenis PED:
- Anabolic Steroid: Berfungsi untuk meningkatkan massa otot dan kekuatan seorang atlet untuk dapat bekerja lebih keras. Jenis PED ini seringkali digemari karena dapat membuat tubuh seseorang berotot.
- Designer Steroid: Jenis steroid ini dirancang khusus untuk atlet yang ingin meningkatkan performa tanpa terdeteksi melalui tes oleh badan terkait. Stereoid jenis ini memiliki banyak efek negatif diantara lain dapat mengurangi infertilitas seseorang, menurunkan kadar HDL (kolesterol baik) di tubuh, meningkatkan LDL (kolesterol jahat), hipertensi, abnormalitas pada liver, depresi, masalah jantung dan sirkulasi darah.
- Human Growth Hormone (HGH): Pada dasarnya HGH merupakan hormon yang memiliki efek seperti anabolic steroid. Walaupun belum ditemukan bukti yang pasti, sama seperti PED jenis lainnya HGH juga dapat meningkatkan performa tubuh. Efek negatif dari hormon ini antara lain diabetes, pembesaran jantung dan hipertensi.
- Stimulant: Salah satu jenis PED yang masih diperbolehkan di sebagian cabang olahraga dan efeknya tidak terlalu bahaya seperti jenis PED lainnya. Pada dasarnya stimulant adalah perangsang atau stimulus terhadap sistem syaraf pusat untuk meningkatkan denyut jantung dan tekanan darah sehingga performa seorang atlet semakin maksimal. Kafein dan amphetamine adalah bentuk stimulant yang umum. Contohnya seperti kopi, minuman berenergi dan obat-obatan seperi obat flu. Walaupun terlihat tidak berbahaya, namun tetap memiliki efek negatif yang harus diperhatikan seperti dehidrasi, insomnia, serangan jantung, tremor dan stroke.
Dengan adanya penjelasan di atas sudah tampak jelas apa saja resiko penggunaan PED, lalu mengapa seseorang tetap memutuskan untuk memakai PED? Alasan paling jelas adalah dengan mengkonsumsi atau memakai PED mereka dapat meningkatkan performa secara signifikan sehingga seorang atlet berpotensi menjadi juara atau mencapai target yang diinginkan. Meskipun terlihat menggiurkan, ada baiknya seseorang tidak menggunakan PED karena kerugian yang didapat jauh lebih besar untuk kesehatan bahkan dapat menyebabkan kematian. (Performance enhancing drugs : know the risk – Mayo Clinic website)
Terima kasih atas partisipasi Anda telah berlangganan newsletter kami
Mohon hanya masukkan alamat e-mail, dengan format: youremail@emailaddress.com
0 COMMENTS